Sinyal Meredanya Perang Tarif Buat Minyak Melaju Bullish

Indikator Harga

Fokus Crude Oil:

• China sangat terbuka untuk melakukan perundingan dengan AS mengenai tarif, kata Kementerian Perdagangan.
• IMF pangkas proyeksi pertumbuhan Timur Tengah dan Afrika Utara tahun ini menjadi 2,6%.

***********************************************************

Jumat, 02 Mei 2025 - Pada penutupan pekan pagi ini harga minyak terpantau bergerak menguat didukung oleh sentimen dari meningkatnya potensi de-eskalasi perang tarif antara AS dengan China. Selain itu, memanasnya situasi geopolitik di Timur Tengah, serta potensi pengetatan pasokan Iran turut menjadi katalis positif bagi harga minyak.

Kementerian Perdagangan China pada hari Jumat mengatakan bahwa AS baru-baru ini telah mengambil langkah untuk membuka dialog terkait tarif 145% yang ditetapkan oleh Trump, dan pintu China terbuka untuk perundingan. Di pihak AS, para pejabat, termasuk Menteri Keuangan Scott Bessent dan penasihat ekonomi Gedung Putih Kevin Hassett, juga telah menyatakan harapan akan kemajuan dalam meredakan ketegangan perdagangan. Perkembangan situasi tersebut mengindikasikan potensi de-eskalasi perang tarif antara dua ekonomi terbesar dunia itu.

Turut mendukung harga, pasukan Israel telah melancarkan serangan di dekat Istana Presiden Ahmed Hussein al-Sharaa di ibu kota Suriah, Damaskus, kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Jumat pagi. Serangan tersebut sekaligus menandai kedua kalinya Israel menyerang Suriah dalam beberapa hari, dan dilakukan dengan alasan untuk melindungi anggota komunitas Druze yang memiliki pengikut di Suriah, Lebanon, dan Israel. Berita tersebut menambah kekhawatiran akan membuat kondisi geopolitik di Timur Tengah saat ini semakin bergejolak.

Dukungan lainnya datang dari ancaman Presiden AS Donald Trump untuk mengenakan sanksi sekunder kepada pembeli minyak Iran, menyusul penundaan perundingan AS dengan Iran mengenai program nuklir yang seharusnya berlangsung di Roma pada hari Sabtu nanti. Seorang pejabat senior Iran pada hari Kamis mengatakan bahwa tanggal baru perundingan akan ditetapkan, namun bergantung pada pendekatan AS.

Sementara itu, IMF pada hari Kamis merilis proyeksi terbaru ekonomi Timur Tengah dan Afrika Utara yang diperkirakan hanya tumbuh sebesar 2,6% pada tahun 2025 akibat ketidakpastian dari perang dagang global dan harga minyak yang lebih rendah membebani kawasan tersebut. Proyeksi baru tersebut menandai penurunan tajam dari proyeksi Oktober sebesar 4%.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak berpotensi menemui posisi resistance terdekat di level $62 per barel. Namun, apabila menemui katalis negatif maka harga berpotensi turun ke support terdekat di level $57 per barel.

DATA EKONOMI HARIAN

Riset Indonesia Commodity and Derivative Exchange

Crude Oil Daily Newsletter