09/23/2025 | Press release | Distributed by Public on 09/23/2025 03:37
Bali, Indonesia - Indonesia telah sukses menyelenggarakan rangkaian kegiatan the 34th Workshop on Managing Potential Conflicts in the South China Sea dan the 20th Working Group Meeting on the Marine and Coastal Environment in the South China Sea di Bali, 17-19 September 2025.
Workshop diselenggarakan melalui kerja sama antara Badan Strategi Kebijakan Luar Negeri (BSKLN), Badan Informasi Geospasial (BIG), Pusat Studi Asia Tenggara Prof. Hasjim Djalal, dan Pemerintah Provinsi Bali.
Plt. Kepala BSKLN, Duta Besar Abdul Kadir Jailani, dalam sambutan pembukanya menekankan bahwa para pihak di kawasan Laut Tiongkok Selatan perlu mengedepankan dialog dan kerja sama dalam menghadapi dinamika geopolitik dewasa ini.
Lebih dari 67 akademisi dan praktisi bidang kelautan dari 7 participating parties termasuk Indonesia, RRT, Filipina, Myanmar, Thailand, Viet Nam, dan Chinese Taipei bertukar pandangan mengenai praktik terbaik dalam pengelolaan zona pesisir serta budidaya ekosistem laut.
Para peserta membahas bagaimana perubahan iklim telah menyebabkan berbagai fenomena seperti meningkatnya permukaan air laut, erosi tanah, hingga berkurangnya keanekaragaman hayati yang merupakan ancaman nyata bagi kawasan.
Menghadapi hal tersebut, telah didiskusikan rancangan kerja sama teknis di bidang pengelolaan kawasan pesisir terpadu dan riset bersama mengenai evaluasi kualitas air di kawasan pesisir.
Peserta juga berkesempatan untuk mengunjungi Turtle Conservation and Education Center serta Kura Kura Bali Special Economic Zone untuk mempelajari praktik terbaik upaya konservasi penyu dan pengelolaan wilayah pesisir di Indonesia. Kegiatan diakhiri dengan proses pelepasan penyu sebagai penegasan komitmen para peserta untuk menjaga kelestarian ekosistem laut yang semakin rentan.
Pertama kali dilaksanakan pada 1990, Workshop telah menjadi forum 1,5 track yang mengedepankan diskusi secara bersahabat dan transparan, yang bertujuan untuk meningkatkan perdamaian, stabilitas, kemakmuran, serta kerja sama di wilayah Laut Tiongkok Selatan. Workshop juga merupakan warisan pemikiran dan perjuangan diplomasi Duta Besar Prof. Hasjim Djalal.
Sumber: Kementerian Luar Negeri