12/24/2025 | Press release | Archived content
Rep. Kongo - Safari Outreach KBRI Yaoundé kembali menjangkau ratusan WNI di Afrika Tengah, kali ini yang bekerja di Rep. Kongo. Selama hampir satu minggu (30 November-5 Desember 2025), tim KBRI menyusuri bagian selatan Rep. Kongo, mulai dari ibu kota Brazzaville, hingga ke kota pelabuhan Pointe-Noire dan pusat industri kayu Dolisie dan Mila-Mila, untuk menjangkau sekitar 200 Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di sektor perkayuan, pariwisata, konstruksi, serta migas.
Dalam safari tersebut, KBRI mengadakan dialog tatap muka dengan para PMI di Rep. Kongo. Berbagai aspirasi disampaikan secara terbuka, khususnya terkait layanan kekonsuleran, keimigrasian, serta aspek yang terkait dengan hubungan industrial.
Dubes RI Yaoundé, Agung Cahaya Sumirat, turut menyapa secara virtual dan memberikan motivasi kepada para PMI untuk tetap semangat bekerja untuk masa depan yang lebih baik. Dubes Agung juga menegaskan komitmen negara untuk terus melayani, dan melindungi WNI di kawasan Afrika Tengah.
Dari hasil dialog, kurang lebih 60 persen diketahui bekerja tanpa kontrak tertulis, yang membuat mereka dalam posisi rentan apabila terjadi sengketa. Sekretaris Kedua KBRI Yaoundé, Anindita Aji Pratama, menekankan pentingnya bekerja dengan kontrak tertulis dan ikut serta dalam program BPJS Ketenaga-kerjaan, agar mendapat perlindungan dalam bekerja.
Emy, salah satu PMI di Brazzaville yang berprofesi sebagai terapis menyatakan minat untuk ikut serta dalam program ini dan menyampaikan akan segera mendaftar.
Safari Outreach ini juga mendorong perbaikan konkret di lapangan, termasuk komitmen sejumlah pemberi kerja untuk menyediakan kontrak tertulis bagi para pekerjanya. Selain itu, KBRI mendorong perusahaan untuk menjadi mitra terverifikasi KBRI Yaoundé sebagai basis dalam mengelola PMI yang mengedepankan prinsip tata kelola yang baik.
KBRI turut menyampaikan apresiasi kepada manajemen perusahaan yang merekrut dan memperhatikan kesejahteraan para PMI, yang sangat dicari karena memiliki keterampilan tinggi dan sulit ditandingi oleh pekerja dari negara lain.
Yuditomo, salah satu PMI di pedalaman Mila-Mila, 200 kilometer dari Pointe-Noire, menyampaikan apresiasi tinggi atas kunjungan KBRI Yaoundé. "Kami senang karena sudah hampir sepuluh tahun, baru kali ini ada kunjungan dari KBRI", ujarnya. Ia dan kawan-kawannya bahagia ketika KBRI memberikan mi instan dan kudapan khas Indonesia untuk mengobati rasa rindu akan tanah air.
Selain dalam aspek hubungan industrial, KBRI juga menangani pengurusan kasus kematian PMI serta fasilitasi permasalahan perdata keluarga yang berujung penganiayaan yang dialami salah satu WNI di Rep. Kongo. Pendampingan ini menjadi bagian dari upaya pelindungan menyeluruh bagi WNI.
Dalam aspek diplomasi KBRI Yaoundé juga menjajaki penguatan kerja sama bilateral dengan Kemenlu Rep. Kongo. Pembahasan meliputi kelanjutan proses agrément bagi Dubes RI di Yaoundé, penjajakan dukungan keimigrasian, dukungan pencalonan Indonesia di organisasi internasional, serta penjajakan kandidat potensial Konsul Kehormatan RI di Rep. Kongo.
Selain itu, tim KBRI Yaoundé melakukan pertemuan dengan Wali Kota Pointe-Noire dan Dolisie, kota kedua dan ketiga terbesar di Rep. Kongo. Pertemuan tersebut membahas peluang penguatan kerja sama antarkota, termasuk skema kota kembar, hubungan antara pelaku usaha dan kamar dagang, serta peluang beasiswa Indonesia yang terbuka bagi generasi muda Republik Kongo.
Sumber: KBRI Yaoundé