10/25/2025 | Press release | Distributed by Public on 10/24/2025 23:32
Kuala Lumpur, 25 Oktober 2025 - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menegaskan pentingnya menjaga persatuan dan sentralitas ASEAN dalam menghadapi dinamika geopolitik dan geoekonomi global yang semakin kompleks. Hal tersebut disampaikan dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (ASEAN Foreign Ministers' Meeting/AMM) yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 25 Oktober 2025.
Dalam pernyataannya, Menlu Sugiono menyampaikan bahwa ulang tahun ke-50 Treaty of Amity and Cooperation (TAC) pada tahun 2026 merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali nilai-nilai dasar ASEAN, yakni perdamaian, stabilitas, dan kerja sama kawasan. Ia juga mendorong penguatan peran ASEAN Institute for Peace and Reconciliation (ASEAN-IPR) dalam penelitian dan pengembangan kapasitas guna memastikan TAC tetap relevan menghadapi tantangan baru.
Terkait situasi antara Thailand dan Kamboja, Menlu Sugiono mengapresiasi kepemimpinan Malaysia dalam memfasilitasi kesepakatan gencatan senjata, serta menyambut baik komitmen kedua pihak untuk menyelesaikan perbedaan melalui dialog dan konsultasi. Indonesia, lanjut Menlu, siap berkontribusi dalam proses ini.
Mengenai situasi di Myanmar, Menlu Sugiono menyoroti terbatasnya kemajuan implementasi Five-Point Consensus (5PC), namun memberikan apresiasi atas upaya berkelanjutan Ketua ASEAN dan Utusan Khusus. Indonesia mendukung secara prinsip gagasan penunjukan Utusan Khusus dengan masa jabatan multi-tahun serta menekankan pentingnya posisi dan sikap bersama ASEAN dalam menghadapi rencana pemilihan umum di bulan Desember, termasuk kemungkinan pembentukan Tim Pengamat ASEAN dengan mandat yang jelas dan terbatas untuk mengamati dan memantau proses tersebut.
Dalam hal hubungan eksternal, Indonesia menilai sudah saatnya ASEAN meninjau kembali kebijakan moratorium terhadap mitra dialog baru, sejalan dengan meningkatnya minat negara-negara mitra seperti Turkiye. "ASEAN perlu memiliki pendekatan yang lebih fleksibel dan strategis dalam menjawab perubahan lanskap global," ujar Menlu Sugiono, yang juga mendukung penguatan engagement dengan Papua Nugini.
Menlu Sugiono juga menyampaikan dukungan Indonesia terhadap proses aksesi Timor-Leste sebagai anggota penuh ASEAN. "Ini bukan akhir perjalanan, tetapi awal dari proses integrasi penuh Timor-Leste di ASEAN," tegasnya.
Di akhir pernyataannya, Menlu Sugiono menekankan bahwa berbagai agenda ASEAN, mulai dari TAC, Myanmar, hubungan eksternal, hingga aksesi Timor-Leste, bertujuan sama, yaitu menegakkan persatuan dan sentralitas ASEAN sebagai jangkar stabilitas kawasan di tengah ketidakpastian global.
Sumber: Kementerian Luar Negeri RI