11/12/2025 | Press release | Distributed by Public on 11/11/2025 21:40
Bandung, Indonesia - Media memiliki peran strategis sebagai focal point soft power diplomacy Indonesia, khususnya dalam membangun citra dan membentuk opini global yang positif. Penguatan peran tersebut menjadi fokus utama pembahasan dalam Focus Group Discussion (FGD) bertajuk "Media as Soft Power Diplomacy" di Bandung (11/11). Diskusi tersebut dihadiri oleh kementerian dan lembaga terkait, media publik, praktisi media, akademisi, badan penelitian, perwakilan asosiasi dan komunitas jurnalis Indonesia.
FGD "Media as Soft Power Diplomacy" dilaksanakan untuk menjaring pendapat dari seluruh pemangku kepentingan mengenai langkah konkrit dalam mengoptimalkan media sebagai focal point, sebagai corong soft power diplomasi Indonesia.
Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik, Kementerian Luar Negeri, menyampaikan dalam pembukaannya bahwa kemampuan Indonesia mengelola narasi nasional secara cerdas dan kredibel akan menentukan posisi Indonesia di mata dunia. "Media bukan lagi sekadar penyampai informasi, melainkan pembentuk persepsi dan penggerak diplomasi," ungkap Dirjen Heru. Menurutnya, dengan pengelolaan strategis dan narasi tunggal, media nasional dapat menjadi aset penting diplomasi Indonesia.
Kementerian Luar Negeri telah memiliki Narasi Utama dan Strategi Komunikasi Kemlu Tahun 2025-2029 yang dapat menjadi panduan bagi media nasional dalam menggaungkan diplomasi Indonesia. "Dengan media nasional yang berintegritas dan berdaya global, Indonesia tidak hanya didengar, tetapi juga dipercaya," tutup Dirjen Heru.
Sementara Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya, dalam sambutan utamanya menyampaikan peran strategis media sebagai jembatan antara Indonesia dan dunia, "Media memegang peran kunci dalam membangun citra dan kepercayaan global terhadap Indonesia". Ia juga menegaskan pentingnya konsistensi dan keberlanjutan narasi diplomasi untuk memperkuat nation branding, pertukaran budaya, dan trust building. "Diplomasi digital menjadi sarana penting untuk memproyeksikan nilai-nilai luhur Pancasila melalui berbagai platform media. Kredibilitas media nasional dan kompetensi jurnalis harus terus diperkuat seiring dengan peningkatan literasi digital masyarakat," tambahnya.
Hadir sebagai narasumber dalam FGD adalah Usman Kansong dan Prita Laura sebagai praktisi dan pemerhati media untuk memberikan paparan mengenai pemetaan kekuatan, potensi, dan tantangan sekaligus langkah-langkah yang harus dilakukan dari berbagai sisi untuk mengoptimalkan media sebagai focal point diplomasi soft power.
FGD ini menghasilkan rekomendasi strategis serta rencana aksi yang dapat dipantau bersama oleh seluruh pemangku kepentingan dalam upaya optimalisasi peran media nasional dalam soft power diplomacy. Hal ini sangat penting utamanya di tengah dunia global yang hyperconnected dan menghadapi tantangan misinformasi serta disinformasi yang dapat melemahkan citra positif Indonesia.
Sumber: Kementerian Luar Negeri RI