Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia

09/10/2025 | Press release | Distributed by Public on 09/10/2025 22:30

Indonesia-Europe Business Forum 2025 di Oslo: Sinergi untuk Energi Baru Terbarukan

Berita
Indonesia-Europe Business Forum 2025 di Oslo: Sinergi untuk Energi Baru Terbarukan
Tanggal
10 September 2025
Indonesia-Europe Business Forum 2025 di Oslo: Sinergi untuk Energi Baru Terbarukan

Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI Oslo menyelenggarakan Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) 2025 di Oslo pada 8-9 September 2025 dengan mengusung tema "Indonesia-Europe Synergy for New and Renewable Energy." Kegiatan ini merupakan rangkaian dari IEBF yang sebelumnya digelar di Berlin pada 3-5 September 2025.

1 / 10
arrow_back arrow_forward

Oslo, Norwegia - Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI bekerja sama dengan Kedutaan Besar RI Oslo menyelenggarakan Indonesia-Europe Business Forum (IEBF) 2025 di Oslo pada 8-9 September 2025 dengan mengusung tema "Indonesia-Europe Synergy for New and Renewable Energy." Kegiatan ini merupakan rangkaian dari IEBF yang sebelumnya digelar di Berlin pada 3-5 September 2025.

Forum di Oslo diikuti oleh 16 instansi dari Norwegia dan Denmark, meliputi perusahaan sektor energi terbarukan, lembaga pembiayaan, serta perwakilan pemerintah Norwegia. Fokus utama forum adalah penguatan kerja sama dalam energi baru terbarukan (EBT), pengembangan industri pendukung, dan investasi hijau.

Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kemlu RI, Bapak Dindin Wahyudin, selaku Ketua Delegasi RI menegaskan bahwa transisi energi bukan merupakan pilihan, namun sudah menjadi kebutuhan bagi Indonesia.

"Indonesia membutuhkan kemitraan yang menggabungkan investasi, teknologi, dan inovasi. Eropa, dengan teknologi energi bersih yang maju dan komitmen kebijakan yang kuat, adalah mitra strategis bagi Indonesia," ujarnya.

Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah yaitu lebih dari 28 gigawatt panas bumi, radiasi surya rata-rata 4,8 kWh/m² per hari, serta sumber daya hidro dan biomassa yang tersebar di seluruh Nusantara. Namun, pemanfaatan potensi tersebut membutuhkan skema pembiayaan inovatif, transfer teknologi, dan peningkatan infrastruktur.

Kementerian ESDM memperkirakan kebutuhan investasi mencapai USD 1.108 miliar hingga 2060 atau sekitar USD 28,5 miliar per tahun. Sementara itu, PLN memerlukan sekitar USD 188 miliar berdasarkan RUPTL 2025-2034 untuk pengembangan pembangkit EBT, modernisasi jaringan transmisi, dan distribusi listrik. Dengan keterbatasan APBN, investasi asing-khususnya dari Eropa- menjadi hal yang sangat krusial.

Norwegia menjadi salah satu mitra penting Indonesia dalam sinergi energi bersih. Sebagai anggota International Partners Group (IPG) dalam Just Energy Transition Partnership (JETP), Norwegia menyalurkan investasi melalui Norfund Climate Investment Fund. Investasi perdana sebesar USD 29,6 juta telah diumumkan sebagai direct investment pertama dalam proyek energi terbarukan di Indonesia, bagian dari komitmen Norwegia sekitar USD 250 juta (NOK 2,5 miliar) untuk mendukung transisi energi Indonesia. Kolaborasi ini juga semakin diperkuat dengan penandatanganan Joint Declaration kerja sama bilateral Indonesia dan Norwegia pada Juni 2025.

Duta Besar RI untuk Norwegia, Teuku Faizasyah, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Kemlu RI dan Kemlu Norwegia atas dukungan penyelenggaraan forum ini. Ia menekankan bahwa Indonesia memiliki salah satu lanskap paling menjanjikan di dunia untuk investasi energi bersih-mulai dari potensi surya, hidro, panas bumi hingga hidrogen hijau-sementara perusahaan Norwegia membawa pengalaman panjang di bidang energi terbarukan dan teknologi lepas pantai.

"Forum ini adalah jembatan antara teknologi dan sumber daya, serta antara modal dan peluang. Dengan menyatukan kekuatan kita, kita dapat bergerak lebih cepat, menjangkau lebih luas, dan mewujudkan masa depan energi yang benar-benar berkelanjutan," ujar Dubes.

Di sela forum, PLN Indonesia Power menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Saltfoss Energi, Denmark, untuk melakukan kajian bersama pemanfaatan teknologi nuklir generasi baru. Kesepakatan ini menegaskan peran IEBF sebagai katalis lahirnya kerja sama nyata.

Melalui IEBF 2025, Indonesia menegaskan komitmennya memperkuat sinergi dengan Eropa untuk mempercepat transisi energi, membuka peluang investasi hijau, dan membangun masa depan energi yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan. Delegasi Indonesia dalam pertemuan ini melibatkan PLN, PLN Indonesia Power, PLN Nusantara Power, Pertamina New and Renewable Energy, dan Sekretariat JETP. Agenda IEBF di Oslo mencakup diskusi panel, sesi tematik mengenai EBT dan blended finance, one-on-one business matching, serta kunjungan lapangan.

Sumber: KBRI Oslo

Kembali Ke List
Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia published this content on September 10, 2025, and is solely responsible for the information contained herein. Distributed via Public Technologies (PUBT), unedited and unaltered, on September 11, 2025 at 04:30 UTC. If you believe the information included in the content is inaccurate or outdated and requires editing or removal, please contact us at [email protected]